OWW…SEPUPU TOCH!!!
Setitik cahaya yang terpancar dari celah-celah jendela kamarku,suara gemerisik yang mengganggu telingaku,dan hawa panas yang mulai merasuki badanku.Rasanya belum cukup 5 jam aku merebahkan badanku dan akhirnya matahari pagi sudah nampak dan menyapaku.
Hari yang menegangkan bagiku, hari yang agak beda dibanding biasanya. Tiga tahun aku menuntut ilmu di tingkat kedua dalam proses menuntut ilmu dan inilah penentuannya. Aku bergegas menuju kamar mandi dan setelah itu aku bersiap-siap dan tidak lupa sarapan dan meminta restu kepada orang tua agar aku bisa menghadapi soal-soal dengan mudah dan sebelumnya tidak lupa berdoa kepada Sang Pencipta.
Rasa tegang dan senang tercampur dan semakin mengacau hatiku. Rasa tegang muncul karena takut dengan soal-soal dan rasa senang timbul karena inilah akhir dari perjuanganku selama di SMP (Sekolah Menengah Pertama) kalau pun lulus.
Gerbang besi sekolahku sudah nampak di depan mataku dan dinding tembok hijau campur putih sudah menghadangku. Aku menuju ke ruang guru untuk melihat daftar nama-nama pengawas ruangan.
Tiba-tiba , di samping pintu berdiri seorang pria yang agak asing bagiku dan yang untuk pertama kalinya aku lihat. Dia tinggi dan memiliki mimik wajah yang serius dan menakutkan. Aku terdiam dan teringat dengan kata bapak kepala sekolah kalau ada pengawas dari polisi yang mengawasi ujian. Oh…!!! Mungkin dia lah yang dimaksud, pikirku.
Suara yang agak keras tiba-tiba mengganggu telingaku dan memanggilku. “ Nanni, kamu lihat ruangan ini, kotor begini. Cepat cari sapu dan bersihkan. Kalau tidak kamu tidak akan lulus ujian “ katanya. Setelah mendengar perkataannya itu, aku terdiam lagi dan heran. Aku berpikir kenapa dia bisa tahu namaku dan anehnya dia menyebut nama sapaan akrabku, seolah-olah dia sudah mengenalku.
Aku berkata, “ha!!! Nanni, kok Anda bisa tahu namaku Anda siapa?”. Wajahnya yang tadinya menakutkan tiba-tiba menjadi tenang dipandang. Dia tersenyum melihat mimik wajahku yang keheranan, seolah-olah dia menganggapku orang bodoh.
Sungguh aneh tapi nyata. Benar-benar mengherankan. Hingga sampai aku selesai membersihkan rungan itu dia masih tetap bertahan di tempatnya itu. Sungguh menjengkelkan, aku masih penasaran dengan dia . “Anda sebenarnya siapa sih? Sok kenal banget! Anda polisi yah?” tanyaku.
Untuk yang kedua kalinya aku seperti orang bodoh. Kalau tadi dia hanya tersenyum, kali ini dia menertawaiku. Sungguh pria yang menjengkelkan yang aku temui di hari pertama ujianku. Dari setengah tujuh jarum jam berpindah menunjukkan jam tujuh. Aku melihat sudah banyak temanku yang datang. Aku juga melihat ada dua orang temanku yang dipanggil ke ruang guru untuk membersihkan ruangan tersebut. Dengan santai aku duduk di sebuah kursi dan mengingat-ingat kembali pelajaran yang telah aku pelajari sebelumnya.
Tiba-tiba suara itu ada lagi, terdengar lagi di telingaku. Benar-benar pria yang menjengkelkan. Apakah dia seorang polisi, apakah dia seorang guru, ataukah memang dia seorang yang suka nyuruh-nyuruh, terlintas beberapa pikiran tentang orang menjengkelkan itu.
Aku berjalan menuju ke sampingnya dan apa yang aku kira benar-benar terjadi. Aku di suruh lagi membantu kedua temanku untuk membersihkan ruangan itu.
Dengan pelan-pelan aku melangkahkan kakiku berlari keluar dari ruangan dan dia mengejarku dan menangkapku dan menyuruh aku untuk menyapu yang kedua kalinya, “dasar pemalas!” dia berkata seperti itu seolah-olah dialah yang berkuasa di tempat itu. “Akukan sudah tadi!” seruku dengan agak kesal. Kemudian dia berkata lagi,”baru gitu aja,sudah malas. Ruangan itu belum bersih kamu langsung pergi.”
“Ruangan sudah bersih seperti itu kok masih dibilang tidak bersih. Aku ke sini untuk ujian bukan untuk menyapu!” kataku dengan kesal. Akhirnya, dia menyerah dan tersenyum dan menyuruhku untuk pergi. “Ya sudah kamu bisa pergi!”
Aku heran dengan orang aneh itu dia masih muda kok suka banget nyuruh-nyuruh orang.Anehnya lagi di antara banyak siswa hanya aku yang disuruh. Seribu pertanyaan muncul di benakku.
Dan pada akhirnya,dia cerita kepadaku bahwa dia memang sudah mengenalku. Dia bukan polisi dan bukan juga pengawas. Dia akrab dengan kepala sekolahku sehingga dia diberi pekerjaan oleh kepala sekolahku sebagai staf tata usaha di sekolahku itu. Katanya, ini hari pertama dia masuk di sekolahku. Dan dia ternyata adalah sepupuku. Oww…ternyata sepupu tochhh!!!!
Setitik cahaya yang terpancar dari celah-celah jendela kamarku,suara gemerisik yang mengganggu telingaku,dan hawa panas yang mulai merasuki badanku.Rasanya belum cukup 5 jam aku merebahkan badanku dan akhirnya matahari pagi sudah nampak dan menyapaku.
Hari yang menegangkan bagiku, hari yang agak beda dibanding biasanya. Tiga tahun aku menuntut ilmu di tingkat kedua dalam proses menuntut ilmu dan inilah penentuannya. Aku bergegas menuju kamar mandi dan setelah itu aku bersiap-siap dan tidak lupa sarapan dan meminta restu kepada orang tua agar aku bisa menghadapi soal-soal dengan mudah dan sebelumnya tidak lupa berdoa kepada Sang Pencipta.
Rasa tegang dan senang tercampur dan semakin mengacau hatiku. Rasa tegang muncul karena takut dengan soal-soal dan rasa senang timbul karena inilah akhir dari perjuanganku selama di SMP (Sekolah Menengah Pertama) kalau pun lulus.
Gerbang besi sekolahku sudah nampak di depan mataku dan dinding tembok hijau campur putih sudah menghadangku. Aku menuju ke ruang guru untuk melihat daftar nama-nama pengawas ruangan.
Tiba-tiba , di samping pintu berdiri seorang pria yang agak asing bagiku dan yang untuk pertama kalinya aku lihat. Dia tinggi dan memiliki mimik wajah yang serius dan menakutkan. Aku terdiam dan teringat dengan kata bapak kepala sekolah kalau ada pengawas dari polisi yang mengawasi ujian. Oh…!!! Mungkin dia lah yang dimaksud, pikirku.
Suara yang agak keras tiba-tiba mengganggu telingaku dan memanggilku. “ Nanni, kamu lihat ruangan ini, kotor begini. Cepat cari sapu dan bersihkan. Kalau tidak kamu tidak akan lulus ujian “ katanya. Setelah mendengar perkataannya itu, aku terdiam lagi dan heran. Aku berpikir kenapa dia bisa tahu namaku dan anehnya dia menyebut nama sapaan akrabku, seolah-olah dia sudah mengenalku.
Aku berkata, “ha!!! Nanni, kok Anda bisa tahu namaku Anda siapa?”. Wajahnya yang tadinya menakutkan tiba-tiba menjadi tenang dipandang. Dia tersenyum melihat mimik wajahku yang keheranan, seolah-olah dia menganggapku orang bodoh.
Sungguh aneh tapi nyata. Benar-benar mengherankan. Hingga sampai aku selesai membersihkan rungan itu dia masih tetap bertahan di tempatnya itu. Sungguh menjengkelkan, aku masih penasaran dengan dia . “Anda sebenarnya siapa sih? Sok kenal banget! Anda polisi yah?” tanyaku.
Untuk yang kedua kalinya aku seperti orang bodoh. Kalau tadi dia hanya tersenyum, kali ini dia menertawaiku. Sungguh pria yang menjengkelkan yang aku temui di hari pertama ujianku. Dari setengah tujuh jarum jam berpindah menunjukkan jam tujuh. Aku melihat sudah banyak temanku yang datang. Aku juga melihat ada dua orang temanku yang dipanggil ke ruang guru untuk membersihkan ruangan tersebut. Dengan santai aku duduk di sebuah kursi dan mengingat-ingat kembali pelajaran yang telah aku pelajari sebelumnya.
Tiba-tiba suara itu ada lagi, terdengar lagi di telingaku. Benar-benar pria yang menjengkelkan. Apakah dia seorang polisi, apakah dia seorang guru, ataukah memang dia seorang yang suka nyuruh-nyuruh, terlintas beberapa pikiran tentang orang menjengkelkan itu.
Aku berjalan menuju ke sampingnya dan apa yang aku kira benar-benar terjadi. Aku di suruh lagi membantu kedua temanku untuk membersihkan ruangan itu.
Dengan pelan-pelan aku melangkahkan kakiku berlari keluar dari ruangan dan dia mengejarku dan menangkapku dan menyuruh aku untuk menyapu yang kedua kalinya, “dasar pemalas!” dia berkata seperti itu seolah-olah dialah yang berkuasa di tempat itu. “Akukan sudah tadi!” seruku dengan agak kesal. Kemudian dia berkata lagi,”baru gitu aja,sudah malas. Ruangan itu belum bersih kamu langsung pergi.”
“Ruangan sudah bersih seperti itu kok masih dibilang tidak bersih. Aku ke sini untuk ujian bukan untuk menyapu!” kataku dengan kesal. Akhirnya, dia menyerah dan tersenyum dan menyuruhku untuk pergi. “Ya sudah kamu bisa pergi!”
Aku heran dengan orang aneh itu dia masih muda kok suka banget nyuruh-nyuruh orang.Anehnya lagi di antara banyak siswa hanya aku yang disuruh. Seribu pertanyaan muncul di benakku.
Dan pada akhirnya,dia cerita kepadaku bahwa dia memang sudah mengenalku. Dia bukan polisi dan bukan juga pengawas. Dia akrab dengan kepala sekolahku sehingga dia diberi pekerjaan oleh kepala sekolahku sebagai staf tata usaha di sekolahku itu. Katanya, ini hari pertama dia masuk di sekolahku. Dan dia ternyata adalah sepupuku. Oww…ternyata sepupu tochhh!!!!