Minggu, 22 Oktober 2017

Aku ingin menjadi Ilmuan

Assalamualaikum

next...

Jangan berlama-lama dalam penyesalan karena itu tidak akan merubah apapun.
bergeraklah, maju tak gentar, berusahan dan berdo'a, InsyaAllah berbuah manis nan berkah.

move on

Menggenggam erat cita-cita, semangat saya mulai berkobar. Saya tidak akan bermalas-malasan. Saya harus berubah, saya harus bersungguh-sungguh.

Man Jadda Wa Jadaa
"Siapa bersungguh-sungguh dia mendapat"
Bertemu Pembimbing

Saya ingin mengangkat judul yang pernah saya buat sewaktu masih SMP. Saya memberanikan diri bertemu dengan seorang pembimbing dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah. Beliau adalah Ibu Ilmiah. Beliau adalah seorang Guru Biologi yang membimbing siswa-siswa yang mau berkarya dan melakukan penelitian, menemukan hal baru layaknya seorang ilmuan muda.

"Assalamualaikum bu" saya memberi salam kepada Ibu Ilmiah yang sedang duduk santai di ruang guru.
"Waalaikumsalam, silahkan duduk" Jawabnya.
"saya Nurmawaddah Rustam bu, saya ingin melakukan penelitian dan ingin bimbingan ibu" dengan gelagapan dan suara bergetar karena takut.
"sudah ada judul?" beliau langsung bertanya judul.

saya menjelaskan ide saya dan beliau mendengar dan menilai cara saya berbicara. Setelah saya menjelaskan, dengan begitu kagetnya saya dan semakin takut karena beliau memukul meja.

"ananda mau menjadi seorang peneliti, bagaimana bisa ananda mempresentasikan penelitian ananda kalau masih takut-takut untuk berbicara?"

dengan nada yang sedikit marah karena cara bicara saya yang begitu berat dan bergetar karena takut.
Tapi, gertakan itu tidak membuat saya urung ataupu patah semangat. Saat itu juga saya langsung memperbaikinya dan berbicara dengan ringan ke beliau.

"nah. begini caranya nak" beliau akhirnya memuji.

Akhirnya beliau bersedia membimbing saya. saya diarahkan untuk mencari materi terlebih dahulu.

Alhamdulillah, dengan wajah sumringah, hati berbunga-bunga karena sangat senang, seperti orang yang telah diterima cintanya dari seorang kekasih. Saya benar-benar jatuh cinta. saya diterima menjadi anak bimbingan ibu Ilmiah, seorang guru yang telah berhasil meloloskan siswa hingga tembus Nasional.

Hari-demi hari berlalu, hidup saya berubah total. Saya terus dan terus mengkaji dan mendiskusikan penelitian saya pada ibu Ilmiah. Saya akhirnya tergabung dalam anak bimbingan beliau, perkumpulan calon ilmuan mudayang semangatnya terus membara. Pagi, siang, malam, selalu saja bersama mereka. Hingga akhirnya kami mencoba mengikuti lomba Karya Tulis Ilmiah yang di adakan oleh LIPI. MasyaAllah saat itu saya sangat terharu, hal yang pernah tertunda kembali menghampiri, saya diberi kesempatan untuk mengirimkan Karya Tulis Ilmiah ke LIPI. ada sekita 4 TIM yang mengirimkan Karya. Namun, bukan rezeki kami, mungkin Allah berkehendak lain. Kami belum diberi kesempatan untuk lolos dalam lomba tersebut. kami tidak pernah patah semangat. berulang kali kami mengirimkan karya yaitu ke LKIR LIPI, OPSI(Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia), LKTI Provinsi,  dan lain-lain. Karya kami belum di terima dan untuk kesekian kalinya karya kami ditolak. kecuali, LKTI provinsi, kami hanya menerima sertifikat karena telah mengirimkan karya dan tidak diberi kesempatan mempresentasikan karya kami. bersyukulah setidaknya kami dapat sertifikat.

Ketika rasa lelah menghampiri, kami hendak berputus asa


Saya dan teman-teman telah menyusun rangkaian kata menyerah ke ibu Ilmiah karena kami takut dimarahi. Kamipun berhenti untuk berkarya. Astagfirullah. saat itu kami masih sangat kekanak-kanakan.
break beberapa bulan.
tak ada lagi bincang-bincang ilmiah.

Hingga akhirnya terdengar  kabar bahwa Universitas Negeri Makassar khusunya Jurusan Biologi LKTI se SulSelBar dalam lomba BODY (Biology Open DaY). Kami kembali memutuskan mengirimkan karya dan mengikuti Lomba tersebut. sebelumnya saya sudah menuliskan pengalaman mengikuti Lomba BODY di makassar yang dikemas dalam bentuk cerpen, silahkan baca http://umdahruida.blogspot.co.id/2011/12/family-4-day.html. kami berangkat 3 TIM dan Alhamdulillah TIM saya mendapat juara 3. titik terang mulai menghampiri. setelah berbulan-bulan lamanya kami berusaha dan menggarap penelitian akhirnya kami bisa muncul ke permukaan sedikit demi sedikit dan ini adalah awal dari segalanya.

Usaha dan do'a akan berbuah manis dan berkah.
Jangan tergesa-gesa karena sesudah kesulitan pasti ada kemudahan "Inna ma'al 'usri yusro'".
Jika kita telah berusaha dan berdo'a maka bertawakkallah kepada Allah.
Karena do'a itu Allah wujudkan dalam tiga waktu:
1. Saat itu juga dikabulkan
2. Di Waktu yang tepat menurut Allah
3. Allah ganti dengan sesuatu yang lebih Indah di mata-Nya.

Maka, bersabarlah akan menjawab setiap do'a-do'a kita. kita hanya perlu untuk bersabar.
semangat anak muda
berkaryalah
dan semangat!!!


KIR

Assalamualaikum

lanjut ya... 

Welcome to Senior High School
Walau pada akhirnya tidak mengikuti lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional yang diadakan oleh LIPI karena sudah menjadi siswa SMA pada bulan Juli 2009, saya tetap bermimpi naik Pesawat Gratis dan menginjakkan kaki di Jakarta. Sekali itu terlukis di hati, bagi saya sangat sulit untuk move on. Pesawat dan Jakarta masih terngiang-ngiang dalam hati dan benak anak umur 14 tahun ini.

Di sekolah yang baru ini ada organisasi yang menaungi Karya Tulis Ilmiah. Namanya KIR (Kelompok Ilmiah Remaja). Sejak SMP, saya sudah jatuh cinta sama yang namanya Karya Tulis Ilmiah khususnya pada pembuatan Makalah. Mencari topik, kemudian membahasnya dengan terstruktur. Saya memulainya benar-benar dari titik nol. Membuat kerangka, mencari referensi, menulis tangan sampai berlembar-lembar kemudian membawanya ke tempat pengetikan (jaman dulu belum punya laptop, saat itu saya masih kelas 1 SMP sekitar tahun 2007). sejak saat itu saya begitu semangat dan sangat jatuh cinta.

KIR tempat baru, pengalaman baru dan keluarga baru. 

Sekolah saya mengadakan pelatihan Karya Tulis Ilmiah untuk siswa baru, tepatnya diadakan oleh organisasi KIR. Kami menginap di sekolah untuk menimbah ilmu sekaligus pengkaderan untuk anak calon anggota KIR. Pemateri kami adalah guru bahasa Indonesia yang sangat kere yaitu ibu Halimah, S.Pd, ibu Ilmiah, S.Pd dan Pemateri yang lain diundang dari luar yaitu bapak Drs. Badrullah (maaf lupa nama lengkapnya) seorang guru Matematika SMA Negeri 5 Makassar yang juga pembimbing organisasi KIR di sekolahnya. MasyaAllah tabarakallah. mereka adalah orang hebat. Pelajaran dan pengalaman yang sangat berharga untuk saya. ilmu mereka akan terus saya ingat.

Waktu itu saya dapat kelompok IPS, yang kebetulan pembagian arah penelitian yaitu IPA dan IPS. awalnya saya tidak begitu senang karena saya lebih suka belajar IPA dibandingkan dengan belajar IPS. Allah memilih saya berada di kelompok IPS. Kami menginap di sekolah, menerima materi dan berdiskusi sampai larut malam, kami hanya tidur beberapa jam. hal itu tidak membuat saya lelah karena terbayar langsung dengan kebahagiaan, saya sangat jatuh cinta.

Kami harus mendapatkan ide, menemukan hal baru dan mengkajinya kemudian dipresentasikan dan dinilai langsung oleh guru-guru kami. Berdasarkan materi yang telah kami terima, saya harus melakukan wawancara karena ranah saya adalah IPS maka saya harus mengkajinya menggunakan Kualitatif. kalau tidak salah ingat, kami menginap 2 malam. sangat menyenangkan.

Setelah mengikuti pelatihan tersebut, kami melakukan pameran hasil penelitian atau pengkajian kami. sangat menarik dan sangat menyenangkan. Mulai dari guru sampai kakak-kakak senior mengunjungi stand kami dan kami menjelaskan langsung mengenai hasil penelitian kami.

Saya sempat menyerah dengan mimpi saya menjadi seorang penemu, karena dari pelatihan itu arah pengkajian saya haya pada sosial sedangkan minat terbesar saya pada arah IPA. Kemudian saya melihat di Mading prestasi senior saya yang ke luar kota mewakili Sekolah bahkan Provinsi Sulawesi Barat bidang penelitian. MasyaAllah tabarakallah. saya berusaha keras mencari ide bidang sosial maupun IPA. Saya punya ide, tapi untuk memulai bukan hal mudah. Saya butuh pembimbing, saya butuh diskusi dengan orang yang lebih bisa. seorang teman saya Pertiwi namanya mengajak saya membuat penelitian, kalau tidak salah ingat idenya yaitu pemanfaatan kulit pisang dan membuat hal-hal kreatif dari kulit pisang itu.  Saya dan Pertiwi akhirnya begitu sibuk mencari materi tentang kulit pisang. jujur saja, saya tidak serius mengerjakannya karena kurang arahan, kami butuh pembimbing tapi kami takut bertanya (jangan malu bertanya, bisa sesat kayak saya :D). Teman saya yang lain juga sibuk mencari ide dan mengkajinya. Akhirnya tibalah sebuah penyesalan yang sangat menyakitkan karena tidak berusaha keras. Saya melakukan kesalahan. Seandainya saya mendengarkan dan melihat dengan jelas semangat Pertiwi dan mengerjakan penelitian itu mungkin saya tidak begitu menyesal, tapi karena saya tidak melakukan apa-apa, itulah yang membuat saya menyesal dan sangat-sangat menyesal. akhir tahun 2010 beberapa teman saya mengirim karya mereka ke Nasional tepatnya yang mengadakan adalah ISPO (Indonesian Science Project Olympiad) dan awal tahun 2011 keluarlah pengumuman nama-nama yang akan di panggil ke Jakarta untuk mempresentasikan karyanya.

pesan yang sangat berharga:
 Man Jadda Wa Jadaa..
"Siapa yang bersungguh-sungguh pasti mendapat"

saat itu saya tidak bersungguh-sungguh bahkan tidak melakukan apapun. Bagaimana bisa hati saya cemburu melihat prestasi orang lain sedangkan saya sendiri tidak melakukan apa-apa. Saya sangat menyesal dan merasa bersalah karena tidak melaukan apa-apa. Namun, dalam lubuk hati saya terdalam tersimpan rasa bahagia yang sangat karena yang berangkat ke Nasional adalah teman sekelas saya di kelas 1. Mereka adalah SINGA (Satu INdex tiGA) Fahrul Rinja dan Muhammad Tegar Jaya. MasyaAllah tabarakallah. Saat itu saya berharap prestasi mereka bisa tertular ke saya. Aaminn.

Bersungguh-sungguhlah dalam melakukan sesuatu agar mendapatkan hasil yang gemilang.
Jangan lupa berdo'a karena usaha tanpa do'a tidak menghasilkan sesuatu yang berkah.
Allah yang mengizinkan segala sesuatunya terjadi. "Kun Fayakun"  jadilah maka jadilah ia.
 




Jumat, 20 Oktober 2017

JAKARTA dan PESAWAT

Assalamualaikum

Well...
Kita akan membahas awal mula menitih karir di dunia karya tulis dan membahas tentang JAKARTA dan PESAWAT.

Saat itu saya masih SMP (Sekolah Menengah Pertama).
Tahun 2009 silam... udah lama banget  hanya mengenang masa itu... hehehe
saya bersama teman kelas yaitu Illah dan Angel melihat ada info lomba di papan Informasi sekolah. Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional yang diadakan LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia). kami membaca beberapa ketentuan lomba dengan semangat membara kami mengatakan akan mengikuti lomba tersebut. ia, kami bertiga (saya, Illah dan Angel). Kami belum memiliki judul, kami belum begitu paham seperti apa lombanya? pokoknya yang kami tahu bahwa kami telah mempelajari struktur karya tulis ilmiah pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. kami hanya berpikir sesederhana itu. Teman-teman yang lain heran melihat kami yang girang tak jelas. kemudian, kami menjelaskan bahwa kami akan mengikuti lomba itu dan kalau lolos maka kami akan di undang ke JAKARTA naik PESAWAT dan bersalaman dengan Bupati, Gubernur, maupun Presiden beserta jajarannya dasar anak kampung belasan tahun yang tahunya hanya hal yang menyenangkan dan tidak tahu perjuangan membuat karya tulisnya bisa sampai Nasional. apalagi, kami sekolahnya hanya di sebuah kabupaten di Sulawesi Barat provinsi baru banget. setelah menceritakan itu ke teman-teman, kami ditertawai, katanya "jangan terlalu tinggi mimpinya.. jatuhnya sakit". 
Kami tetap semangat walau ditertawai oleh mereka. kami hanya bisa berusaha dan berdo'a.

Keesokan harinya...........

Setelah dapat ide dan mendiskusikannya kami kembali melihat aturan lengkap dari lomba tersebut dan dengan cantiknya tertulis "pada bulan Juli, Peserta masih siswa SMP" ya maknanya seperti itulah lupa heheheh. luluh semua harapan kami, tentang mimpi menginjakkan kaki di Jakarta, tentang mimpi naik Pesawat dan salaman dengan mereka para pejabat. seketika sirna... (titik dua, buka kurung) 
karena pada bulan Juli nanti kami akan masuk SMA (Sekolah Menengah Atas). kami tidak masuk syarat pesertanya.

JAKARTA....
PESAWAT..... 
akankah kita berumpa?

entahlah, hanya Allah yang tahu
dalam hati-hati kami, betapa ingin naik Pesawat menuju Jakarta.
semoga.. Aamiin... (batin kami saat itu).

Next
 

Research.. Fall in Love

Assalamualaikum

Bismillahirrahmanirrahim...

Research

Saya sangat menyukai penelitian, lebih sederhananya seperti Karya Tulis.
sebenarnya saya ingin membagikan hasil penelitian/kajian saya di sini. Tetapi rasa-rasanya belum siap publish isinya karena masih sangat sederhana. Well, di sini saya hanya akan menceritakan pengalaman saya di dunia penelitian dan karya tulis ini. semoga menginspirasi para pemirsa sekalian... hehehe
kalau benar "jatuh cinta" itu ada maka saya akan katakan saya sangat jatuh cinta pada dunia penelitian. Sewaktu saya masih di sekolah dasar saya tidak pernah bermimpi menjadi seorang ilmuan muda ataupun peneliti. Sepertinya jatuh cinta saya sudah sangat akut pada dunia ini. Tetapi untuk saat ini sepertinya dalam keadaan diam. sudah hampir setahun ini saya tidak lagi memikirkannya.. hahah ccciiieee... mikirin penelitian maksudnya heheh.
oke.. 
saya akan menceritakan awal mula saya berkenalan sampai akhirnya jatuh cinta pada dunia penelitian.
Bermula dari kata JAKARTA dan PESAWAT...

NEXT..... JAKARTA dan PESAWAT

Come Back

Assalamualaikum

Jariku kaku, otakku beku.

Aku tak mampu lagi bercerita seperti dulu, tak mampu mengetik ratusan kata.
Ada rasa enggan tepatnya rasa malas yang akut. Entah berapa kali ide-ide bermunculan, judul demi judul dan alur cerita yang hanya terngiang begitu saja tanpa ada gerakan menulis. Aku seorang yang bermimpi menjadi seorang penulis tetapi betapa malasnya menulis. 

Kenapa?

Itu pertanyaan yang harus dijawab lebih dulu.

Di saat hati begitu sesaknya ingin rasanya segera menuangkan ke lembaran putih ini setelah curhat ke Allah. Namun yang terjadi hanya di pikiran saja tak ada pembuktian. Semua ide hanya ada di angan-angan saja karena saat itu pertanyaan besar menghampiri

“berapa banyak buku yang sudah kamu baca hingga berani menulis?”,

“yakin kamu mampu mengukir kata-kata yang baik tanpa perbendaharaan kata?”

Terlalu banyak kekhawatiran yang membuatku tidak mampu menulis.
Kali ini, aku memberanikan diri berharap menjadi sebuah kebiasaan dan menikmati proses sebagai sebuah pembelajaran berharga. InsyaAllah aku akan menulis.
Pada akhirnya saya berani menulis dan menceritakan ini.

Mohon maaf para pembaca yang budiman jika struktur kata masih sangat berantakan, aku masih belajar.