Selasa, 08 November 2016

Bahu untuk bersandar?

Assalamualaikum

Alhamdulillah bisa nulis lagi

Bahu untuk bersandar?

Semua berawal dari kata "tunda"😂
Sedih? Pasti
Saya punya banyak alasan untuk meneteskan air mata.
Ceritanya begini
4 November 2016, sejarah yang hampir saja menjadi hari kebahagiaan dengan penambahan nama dari perjuangan 4 tahun. Hampir saja.
Senin 31 Oktober 2016, pagi hari saya menyambut undangan ujian tutup melangkahkan kaki dengan bismillah berharap undangan ujian tutup telah keluar dan siap untuk dibagikan. Terdapat 5 map yang disodorkan oleh pegawai administrasi jurusan. 5 map itu berisi undangan ujian tutup, Alhamdulillah salah satunya adalah Nurmawaddah Rustam. Betapa bahagianya, mataku pun berkaca-kaca (Mama, anakmu sudah hampir S.Pd, *gumamku dalam hati). Undangan itu harus dibawa ke lantai 2 untuk ttd Dekan. Hampir saja membawa punya sendiri tetapi pegawai admin minta untuk 5 map itu dibawa. Perasaan campur aduk, terharu.
Seharian menunggu di lantai 2 tetapi ternyata undangan tak juga ditandatangani karena pak Dekan sedang rapat dan besok baru bisa diambil.
Selasa pagi kembali melangkahkan kaki ke kampus mengecek di lantai 2 dan ternyata Alhamdulillah sudah tertanda tangani. Aku menuju ruang administrasi lt.4, ternyata sudah banyak teman-teman yang menunggu undangan. Aku menyerahkan undangan dan 5 map biru ke pegawai administrasi. Alhamdulillah, aku pun mengambil skripsi 5 rangkap untuk dibagikan ke dosen, tetapi sebelumnya masih ada yang harus dilengkapi dan saya mulai membagikan pada hari Rabu sore.
Rabu siang-sore (menunggu dosen)
Aku mengirimkan pesan penyampaian undangan ujian ke Pembimbing 1 dan beliau menyuruh untuk menemuinya di ruangan tempatnya mengajar. Sebuah berita yang 😑😑😑, beliau menyampaikan bahwa tidak bisa hadir pada hari Jumat. Sebelumnya aku juga sudah diberitahu oleh pembimbing 2 bahwa beliau juga tidak bisa hadir. Ternyata bapak pembimbing 1 juga tidak hadir. Ddssshhhh.😦😦
(ya Allah, ketentuanMu adalah yang terbaik).

Aku menemui penguji 1 untuk membagikan undangan dan 1 exp skripsi. Aku memberitahu bapak bahwa kedua-duanya pembimbingku tidak bisa hadir. Ujian bisa tetap jalan kan pak tanpa pembimbing? Jawabannya sebenarnya tidak bisa. Penguji 1 memberi harapan bahwa besok (Kamis, 3Nov) akan diinfokan. (Masih ada sedikit harapan untuk tidak membuatku benar-benar pecah saat itu). Aku duduk sejenak di sofa jurusan, menenangkan hati, menormalkan mata yang tadinya berembun. Aku harus ke lab dengan senyum yang menggantung, walau benar-benar sulit untuk mengatur hati dan perasaan.
Malam harinya aku memberanikan dirinya menelpon pembimbing 1 untuk menyampaikan kabar ini. Tadinya hendak ke rumah beliau. Tetapi aku mencoba untuk menelpon terlebih dahulu. Jawaban bapak "tidak bisa nak kalau tidak ada pembimbing, ujian tidak bisa dilaksanakan". Mata berkaca, hatiku terasa sangat sakit. (Maafkan hamba Ya Allah telah risau oleh perkara dunia).

Aku menelepon a'ba, bahwa ujianku kemungkinan besar tertunda. A'ba yang sangat hebat itu membuatku tenang dan sangat tenang.
"Tidak apa-apa nak,  itu ujian mental. Sabar. Allah menguji mu nak. Berharap hari esok segera tiba dengan secercah harapan bahwa ujianku 4 Nov.
Kamis pagi, SMS dari penguji 1 "ujianku ditunda sampai Jumat depan".
(Sakit sekali, sudah berapa banyak orang yang diberitahu bahwa ujianku 4 Nov)
Aku harus tetap ke kampus dan mengurus kue teman-teman yang ujian tutup dan seminar proposal. Berusaha menguatkan hati, aku melangkahkan kaki ke Kampus dan tiba-tiba bertemu pak Penguji 1 yang suka sekali bercanda. Beliau bercanda tentang ujian ku yang tertunda semakin menantang hati dan perasaanku yang sedang kuusahakan untuk tetap kuat.

A'baku sayang😂
"Nak, jangan simpan dalam hati kejadian ini, jangan bersedih yang berlarut-larut. Allah menguji mentalmu nak, Allah tidak akan memberimu ini jika kau tak sanggup nak. Allah Maha Tahu dan Allah memilihmu nak. Bersabarlah. Ingat Allah. Sebuah hadiah besar mungkin telah disiapkan untukmu nak. Ingat nak, bagaimana A'ba bisa melewati masa sulit saat mamamu sakit 7 tahun. A'ba kuat karena yakin Allah sedang menguji hambanya dan hadiah Indah telah disiapkanNya. Ini hanya perkara dunia nak, jangan terlalu risau."
(Terimakasih cintaku, sayangku, lelaki terhebatku telah mengingatkan tentang CINTA Allah yang sangat luar biasa, Allah Maha Mengetahui segalanya, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)

Semalaman merenungi kejadian ini. Hamba Banyak Dosa Ya Allah.

Jumat pagi, aku sibuk mengurus kue teman-teman sehingga sedikit lupa bahwa ada luka yang sementara kusembunyikan.
Bertemu dengan penguji 1, masih dengan gurau dan candaan yang sama yaitu tentang hatiku yang terluka, aku tersenyum dan membalas candaan beliau. Tetapi, hampir saja pecah saat beliau mengatakan "Ndak usah ujian, kalau Minggu depan pembimbingnya tidak datang lagi"
Wow, hampir saja embun itu jatuh. (Harus kuat Umma)

Dosenku bertanya, kecewa ya? Adakah bahu tempatmu bersandar? (Beliau bercanda)
Tiba-tiba ingat a'ba. A'ba memang tidak disampingku saat ini, tapi tahukah? Hatiku seolah bersandar pada hatinya saat mendengar suaranya di telepon. Tetiba juga Ingat Mama😢. Tapi tahukah yang paling membuatku kuat adalah saat teringat bahwa Allah yang mengatur segalanya, hanya kepadaNya aku berharap, memohon pertolongan dan menyandarkan hatiku yang terluka.

A'baku menelepon, semakin membuatku ingin pecah seketika,  aku masuk ke wc (sembunyi) dan mengutarakan perasaanku saat itu pada a'ba, tersedu sangat sampai tak bisa bicara. Inilah anakmu A'ba yang sebenarnya sangat rapuh. (Maaf, hari ini belum bisa memberikan kabar gembira buatmu *gumamku dalam hati)

Begitu banyak teman yang bertanya tentang ujianku yang seharusnya hari itu. Hatiku harus kuat.

Apa yang membuatku begitu sangat sedih?

1. Sebelum tiba 4 November itu, aku sudah memberi kabar bahagia untuk mereka keluargaku yang ada di Polewali bahwa Jumat 4 Nov 2016 aku akan ujian tutup. (Maaf aku mengecewakan kalian)

2.  Sebelum tiba 4 November itu, ide dan rencana setelah Sarjana harus direalisasikan.

3. Ada ketakutan, bagaimana kalau tertunda, akankah umurku sampai pada Minggu depannya? Sedangkan mereka yang mencintaiku telah menunggumu.

4. Menahan rasa dan berpura-pura bahagia, berpura-pura bahwa Umma baik-baik saja.

5. Allah sedang menguji ku, tapi mengapa rasa sakit ini masih sangat terasa? Maafkan hamba Ya Allah

6. Ya Allah, hamba ini banyak dosa. Allah sedang menegurku karena banyak dosa. Ya Allah mohon pengampunanMu. (Paling menyakitkan)😭😭

Sekian dulu teman-teman. Semoga dapat memetik hikmah dan makna dari kejadian di atas.

Muhasabah diri dulu. Mungkin kita banyak dosa dan Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang sehingga menegur kita.
Kemudian berprasangka baiklah pada Tuhanmu. Mungkin Allah akan memberikan hadiah Indah dan besar buat kita, sehingga Allah menempa kita supaya lebih kuat.
Allah Maha Mengetahui segalanya. InsyaAllah kabar bahagia akan menghampiri selama kita selalu bersabar. Bersabarlah😂😂

0 komentar: