Minggu, 22 Oktober 2017

KIR

Assalamualaikum

lanjut ya... 

Welcome to Senior High School
Walau pada akhirnya tidak mengikuti lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional yang diadakan oleh LIPI karena sudah menjadi siswa SMA pada bulan Juli 2009, saya tetap bermimpi naik Pesawat Gratis dan menginjakkan kaki di Jakarta. Sekali itu terlukis di hati, bagi saya sangat sulit untuk move on. Pesawat dan Jakarta masih terngiang-ngiang dalam hati dan benak anak umur 14 tahun ini.

Di sekolah yang baru ini ada organisasi yang menaungi Karya Tulis Ilmiah. Namanya KIR (Kelompok Ilmiah Remaja). Sejak SMP, saya sudah jatuh cinta sama yang namanya Karya Tulis Ilmiah khususnya pada pembuatan Makalah. Mencari topik, kemudian membahasnya dengan terstruktur. Saya memulainya benar-benar dari titik nol. Membuat kerangka, mencari referensi, menulis tangan sampai berlembar-lembar kemudian membawanya ke tempat pengetikan (jaman dulu belum punya laptop, saat itu saya masih kelas 1 SMP sekitar tahun 2007). sejak saat itu saya begitu semangat dan sangat jatuh cinta.

KIR tempat baru, pengalaman baru dan keluarga baru. 

Sekolah saya mengadakan pelatihan Karya Tulis Ilmiah untuk siswa baru, tepatnya diadakan oleh organisasi KIR. Kami menginap di sekolah untuk menimbah ilmu sekaligus pengkaderan untuk anak calon anggota KIR. Pemateri kami adalah guru bahasa Indonesia yang sangat kere yaitu ibu Halimah, S.Pd, ibu Ilmiah, S.Pd dan Pemateri yang lain diundang dari luar yaitu bapak Drs. Badrullah (maaf lupa nama lengkapnya) seorang guru Matematika SMA Negeri 5 Makassar yang juga pembimbing organisasi KIR di sekolahnya. MasyaAllah tabarakallah. mereka adalah orang hebat. Pelajaran dan pengalaman yang sangat berharga untuk saya. ilmu mereka akan terus saya ingat.

Waktu itu saya dapat kelompok IPS, yang kebetulan pembagian arah penelitian yaitu IPA dan IPS. awalnya saya tidak begitu senang karena saya lebih suka belajar IPA dibandingkan dengan belajar IPS. Allah memilih saya berada di kelompok IPS. Kami menginap di sekolah, menerima materi dan berdiskusi sampai larut malam, kami hanya tidur beberapa jam. hal itu tidak membuat saya lelah karena terbayar langsung dengan kebahagiaan, saya sangat jatuh cinta.

Kami harus mendapatkan ide, menemukan hal baru dan mengkajinya kemudian dipresentasikan dan dinilai langsung oleh guru-guru kami. Berdasarkan materi yang telah kami terima, saya harus melakukan wawancara karena ranah saya adalah IPS maka saya harus mengkajinya menggunakan Kualitatif. kalau tidak salah ingat, kami menginap 2 malam. sangat menyenangkan.

Setelah mengikuti pelatihan tersebut, kami melakukan pameran hasil penelitian atau pengkajian kami. sangat menarik dan sangat menyenangkan. Mulai dari guru sampai kakak-kakak senior mengunjungi stand kami dan kami menjelaskan langsung mengenai hasil penelitian kami.

Saya sempat menyerah dengan mimpi saya menjadi seorang penemu, karena dari pelatihan itu arah pengkajian saya haya pada sosial sedangkan minat terbesar saya pada arah IPA. Kemudian saya melihat di Mading prestasi senior saya yang ke luar kota mewakili Sekolah bahkan Provinsi Sulawesi Barat bidang penelitian. MasyaAllah tabarakallah. saya berusaha keras mencari ide bidang sosial maupun IPA. Saya punya ide, tapi untuk memulai bukan hal mudah. Saya butuh pembimbing, saya butuh diskusi dengan orang yang lebih bisa. seorang teman saya Pertiwi namanya mengajak saya membuat penelitian, kalau tidak salah ingat idenya yaitu pemanfaatan kulit pisang dan membuat hal-hal kreatif dari kulit pisang itu.  Saya dan Pertiwi akhirnya begitu sibuk mencari materi tentang kulit pisang. jujur saja, saya tidak serius mengerjakannya karena kurang arahan, kami butuh pembimbing tapi kami takut bertanya (jangan malu bertanya, bisa sesat kayak saya :D). Teman saya yang lain juga sibuk mencari ide dan mengkajinya. Akhirnya tibalah sebuah penyesalan yang sangat menyakitkan karena tidak berusaha keras. Saya melakukan kesalahan. Seandainya saya mendengarkan dan melihat dengan jelas semangat Pertiwi dan mengerjakan penelitian itu mungkin saya tidak begitu menyesal, tapi karena saya tidak melakukan apa-apa, itulah yang membuat saya menyesal dan sangat-sangat menyesal. akhir tahun 2010 beberapa teman saya mengirim karya mereka ke Nasional tepatnya yang mengadakan adalah ISPO (Indonesian Science Project Olympiad) dan awal tahun 2011 keluarlah pengumuman nama-nama yang akan di panggil ke Jakarta untuk mempresentasikan karyanya.

pesan yang sangat berharga:
 Man Jadda Wa Jadaa..
"Siapa yang bersungguh-sungguh pasti mendapat"

saat itu saya tidak bersungguh-sungguh bahkan tidak melakukan apapun. Bagaimana bisa hati saya cemburu melihat prestasi orang lain sedangkan saya sendiri tidak melakukan apa-apa. Saya sangat menyesal dan merasa bersalah karena tidak melaukan apa-apa. Namun, dalam lubuk hati saya terdalam tersimpan rasa bahagia yang sangat karena yang berangkat ke Nasional adalah teman sekelas saya di kelas 1. Mereka adalah SINGA (Satu INdex tiGA) Fahrul Rinja dan Muhammad Tegar Jaya. MasyaAllah tabarakallah. Saat itu saya berharap prestasi mereka bisa tertular ke saya. Aaminn.

Bersungguh-sungguhlah dalam melakukan sesuatu agar mendapatkan hasil yang gemilang.
Jangan lupa berdo'a karena usaha tanpa do'a tidak menghasilkan sesuatu yang berkah.
Allah yang mengizinkan segala sesuatunya terjadi. "Kun Fayakun"  jadilah maka jadilah ia.
 




0 komentar: