Jumat, 27 Februari 2015

Udara #1

Assalamualaikum
#Part 1_Bertemu dengan kesenangan baru

Ini kisah perjalanan seorang anak manusia mencari ketenangan dan oksigen yang menyegarkan.
Bermula saat pertama kali mendaftarkan diri menjadi seorang asisten labkom di kampus, pertanyaan kekhawatiran terus dan terus mendera setiap langkah menuju ruangan tes itu. Hei anak muda.. pantaskah? Bisakah? Dan yakinkah kamu mau masuk ke sana? Sepertinya kepercayaan dirimu akut. Di sisi lain juga ada jawaban yang menantang setiap pertanyaan yang timbul. Ia, saya bisa, saya sudah minta restu sama A’ba, saya yakin bisa melalui tes ini dan menjadi bagian dari mereka. Di setiap jeda tes, ketika kekhawatiran benar-benar menghampiri yang saya cari adalah handphone, saya ingin minta restu, minta di do’akan yang terbaik pada A’ba. Dari suara A’ba yang tertangkap oleh alat pendengar saya,  A’ba sangat yakin, sangat yakin sama saya, entah dari mana asalnya keyakinan itu. Terima kasih A’ba, sudah begitu percaya sama saya. Semua tes berjalan dengan baik. Hasilnya Allah yang menentukan. Sekali lagi, bibir saya masih sama, masih bergetar dan mengatakan Ya Allah, beri hamba yang terbaik. 
Informasi Pengumuman di subuh hari. Subuh itu saya bangun dengan kabar gembira yang menghampiri. Saya lulus dalam perekrutan Asisten lab. Sebagai peserta magang. Kebahagiaan itu segera saya sampaikan kepada A’ba dan mendengar suara bahagia karena apa yang yang ia percaya dan yakini benar adanya. Terima kasih Ya Allah.

Saya lupa tanggal berapa saya menuliskan ini. 
Saya benar-benar senang bisa bergabung dengan keluarga besar mereka, saya juga akan masuk sebagai anggota keluarga mereka. Tentang Janji-janji yang saya ucapkan sebelumnya bahwa saya akan rajin dan tepat waktu ke kampus, tidak seperti dulu yang begitu malas dan sering terlambat. Sekarang saya punya semangat dan akan memenuhi janji-janji itu. Pagi itu juga saya dan teman-teman lainnya yang juga lulus sebagai peserta magang baru harus berkumpul di lab jam 7 pagi. Benar, saya semangat bukan main, benar-benar semangat, iya saya akan mengubah diri saya yang malas, diri saya yang melalaikan tugas, diri saya yang nyaris hancur. Saya berkomitmen pada diri saya sendiri. Bahwa di sini saya akan melakukan hal yang terbaik. 

Waktu berjalan, keterlambatan saya benar-benar berkurang, kos menjadi tempat yang tidak begitu nyaman, udara-udara kampus semakin segar terutama di lantai 3 itu. saya memulai segalanya dan mulai mengenal satu per satu dari mereka keluarga baru saya. Saya memang sangat sulit untuk berkomunikasi apalagi dengan mereka yang baru saja saya kenal. Alhamdulillah berkat bimbingan teman yang selalu mendampingi saya, saya bisa berkomunikasi dan mengakrabkan diri dengan mereka keluarga baru saya. 
Masih enggan, masih malu-malu itu yang saya rasakan tetapi mereka dengan begitu terbukanya menyambut kehadran kami dengan hangat. Awalnya memang masih saja ada rasa malu yang sedikit membuat masalah pada pekerjaan yang harus saya lakukan, tetapi karena hari yang luar biasa yang baru saat itu saya temui dan tidak menyangka bahwa senyuman yang tergambar selama ini tidak benar adanya karena di balik senyuman itu ternyata tersembunyi luka yang tak dapat saya gambarkan. Tetapi, begitu sangat luar biasanya hari itu karena luka-luka yang tersembunyi di balik senyuman terobati dengan untaian kata dari seorang pemimpin yang bijak. Masalah-masalah yang buntu dibuatkan jalan keluar agar tetap mengalir dan terselesaikan sebagaimana mestinya. 
Hari itu janji-janji yang pernah saya ucapkan benar-benar sudah menyala-nyala untuk mengambil start dan tidak menengok lagi ke belakang. Saya sudah berjanji dan ini komitmen yang kedua kalinya yang InsyaAllah tidak lagi saya ingkari.
 

0 komentar: